top of page

Gelombang Solidaritas dalam menghadapi Pandemi Covid

  • casseyivy16
  • Jul 24, 2021
  • 4 min read

ree

“Wabah virus corona adalah tantangan terberat bagi kita semua, pandemi ini adalah ujian terberat sejak perang dunia ke II” Ungkap Antonio Gutteres, Sekretaris Jenderal PBB, yang dikutip dari Kompas.com.


Tidak terasa sudah lebih dari setahun sudah Covid – 19 singgah di Indonesia, masih jelas teringat di benak kita semua, bagaimana ganasnya virus ini melanda Kota Wuhan di China untuk pertama kalinya hingga akhirnya melanda hampir ke seluruh dunia. Korban dari Virus ini pun bertambah seiring waktu. Berawal dari terindentifikasinya kasus pertama di Indonesia, Hingga tercatat pada saat ini total kasus mencapai 2 juta lebih, dengan total kematian yang sudah mencapai lebih dari 70.000 orang.


Tanpa kita sadari, perlahan banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari pandemi ini, tidak hanya merenggut korban jiwa, Pandemi ini juga membuat krisis global. Pro dan kontra pun ikut hadir dalam upaya pemerintah menanggulangi bencana ini. Masyarakat dan pemerintah seakan tidak sejalan dengan menghadapi kasus ini.

Dengan bertambahnya kasus hari demi hari, alih – alih melakukan lockdown total seperti yang dilakukan negara lainnya, pemerintah memilih untuk melakukan pembatasan sosial, mulai dari PSBB ( pembatasan sosial berskala besar ) sampai istilah PPKM ( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Perusahaan – perusahaan yang bukan dari sektor pemerintah diharuskan melakukan work from home, Pembelajaran online yang terus berlanjut untuk sektor Pendidikan, dan pemberlakuan jam malam, hanya sampai jam 20.00 untuk umkm atau tempat – tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan jual beli, memperketat prokes dengan menggunakan masker dan menghindari adanya kerumunan.


Banyak perusahaan yang harus gulung tikar, Jutaan orang terancam kehilangan mata pencaharian karena pandemi ini, keadaan yang ada seakan memaksa kita antara mati terpapar virus atau karena kelaparan. Perselisihan antar masyarakat pun juga tak bisa terelakan, Cekcok dan aksi saling mengucilkan timbul di masyarakat karena terinveksi virus menjadi momok memalukan.


Namun dibalik krisis yang terjadi, tidak sedikit pula masyarakat perlahan yang mulai menyadari, bahwa saling melukai tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Gelombang aksi solidaritas pun mulai bermunculan di lingkungan masyarakat. Kemunculan relawan aksi cepat tanggap hadir di Masyarakat, dengan tujuan saling bahu membahu membantu, memberi dan menguatkan. Tidak hanya membantu masyarakat yang terkena dampak, juga membantu petugas kesehatan. ini merupakan harapan dan kekuatan baru dalam menghadapi covid – 19. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa kebersamaan dan budaya gotong royong masih hidup di tengah masyarakat.

ree
Pict : warteg ibusri bahari tangerang

Aksi Sosial pun muncul dalam beragam bentuk, dari mulai bantuan makanan, alat – alat kesehatan, obat – obatan, dll. Seperti yang terjadi di wilayah kompleks perkantoran ciputat indah permai, Ciputat, Tangerang Selatan. di kutip dalam berita Kompas.com. Relawan dari Aksi Cepat Tanggap atau ACT, membuat program – program aksi solidaritas ditengah masa pandemic ini. Salah satu seperti “Operasi Makan Gratis Bersama 1.000 Warteg” pun resmi diluncurkan. Kerjasama itu dilakukan di wilayah jabodetabek untuk menyajikan bantuan makanan siap saji setiap hari untuk masyarakat yang membutuhkan dan terkena dampak dari wabah ini.


Menurut saya, ini adalah salah satu program yang bagus untuk membantu jika dilihat dari dua sisi. Seperti yang kita tahu bahwa pandemi Covid – 19 telah menggerogoti sendi – sendi perekonomian. Operasi makan gratis Bersama 1000 warteg ini, selain membantu bagi mereka yang kesulitan ekonomi, program ini juga dinilai sangat membantu untuk mempertahankan eksistensi dari UMKM Warteg itu sendiri.

Kita mungkin sadar semakin modern nya peradaban, makin banyak hal baru terjadi, salah satunya seperti makanan dan tempat makan dan itu pula juga menjadi alasan untuk meninggalkan tradisi atau hal – hal yang dianggap lama atau kuno, dan itu pula yang terjadi pada eksistensi warteg. Imbauan tinggal dirumah guna mengurangi penyebaran dari virus ini juga memengaruhi keberlangsungan bisnis warteg itu sendiri.


Lain hal Relawan Aksi Cepat Tanggap, Yayasan Cirebon Rerewang juga ikut melakukan aksi solidaritas, seperti yang dikutip dalam kompas.Com, Yayasan ini menggalang dana untuk membantu sesama. Pendiri dari Yayasan Cirebon Rerewang sendiri yaitu Agus Gineer, seperti yang dikutip kompas.com, 7 april 2020 mengungkapkan bahwa program ini adalah kegiatan bagi – bagi bahan pangan berupa beras untuk masyarakat yang terdampak dari virus corona, dibagikan setiap hari dari satu tempat ke tempat lainnya terutama kepada pekerja harian yang pendapatan mereka turun drastis selama pandemic seperti driver ojol, tukang becak, pedagang keliling, dll.

Pemerintah Indonesia sendiri juga telah menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat dalam menghadapi wabah ini, namun banyak sekali permasalahan yang muncul dalam hal ini seperti pembagian yang kurang merata, ditemukan kerusakan dan kualitas bantuan yang buruk seperti beras yang ditemukan kutu, dll. Untuk itu bantuan yang diberikan oleh sesama masyarakat juga sangat dibutuhkan, karena sepertinya pemerintah sibuk dalam mengusir covid – 19 dari Indonesia, sehingga bantuan yang diberikan jauh dari kata memuaskan.


ree
Pict : bantuan dari lawless untuk tenaga medis

Selain kepada masyarakat, gelombang aksi solidaritas yang ditujukan untuk para tenaga medis juga mulai bermunculan, seperti yang dilakukan oleh Salvation Army Indonesia yang bekerja sama dengan Bank Republik Indonesia (BRI), dimana mereka memberikan bantuan konsumsi kepada para tenaga medis di RS Cikini dan RSCM Jakarta berupa nasi kotak dengan lauk yang lengkap dan sehat serta jenis makanan lainnya. Dikutip dari Kompas.com pada 25 Maret 2020. Bantuan ini merupaka bentuk apresiasi bagi para tenaga medis yang bekerja tanpa henti merawat pasien Covid – 19.

Dengan banyaknya gelombang aksi soldaritas yang terjadi di lingkungan masyarakat, saya berharap ini bisa mengurangi benturan antar masyarakat, ataupun dampak yang dihadapi selama pandemi. Aksi ini merupakan fenomena positif, dan diharapkan dapat menopang kebijakan pemerintah mengenai penanganan covid – 19.



Sumber 1 : Ahmad Naufal Dzulfaroh, Rizal Setyo Nugroho. “Kisah - Kisah aksi solidaritas saat pandemi Covid - 19 di Indonesia”. Kompas.com. 18 April 2020, 21.00 WIB.


Sumber 2 : Muhammad Isa Bustomi. Sabrina Asril. “ 5 Aksi Solidaritas Warga di Tengah Krisis Corona, Asa diantara Nestapa”. Kompas.com. 28 Maret 2020, 11.34 WIB.


Comments


Post: Blog2 Post

©2021 by Sals_Style. Proudly created with Wix.com

bottom of page